Bambang Pamungkas dan Dahlan Iskan : Oase Nasionalisme di Tengah Kegersangan

Jumat, 02 November 2012
Membanggakan. BP dan Dahlan Iskan - yang pernah diusulkan menjadi Ketua Umum PSSI. Hari ini saya dengan senang hati menuliskan dua nama: Dahlan Iskan dan Bambang Pamungkas alias BP sebagai oase nasionalisme kebangsaan di tengah kegersangan. Dahlan Iskan di bidang politik menunjukkan jiwa nasionalismenya dengan berani berhadapan dengan DPR. Sementara Bambang Pamungkas menunjukkan jiwanya sebagai ikon pemain nasional senior berani keluar dari hiruk pikuk kekisruhan PSSI versus PSSI dengan bergabung dengan Timnas Indonesia asuhan Nil Maizar.
Sesungguhnya masuknya Dahlan Iskan di Kabinet RI bukan dimaksudkan sejauh ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, setelah sebelumnya dengan sangat meyakinkan berhasil memerbaiki perlistrikan di Indonesia. Tujuan utama SBY menunjuk Dahkan Iskan adalah untuk menjinakkan Dahlan Iskan yang telanjur namanya melejit di tengah carut-marut pemerintahan SBY yang diganggu oleh skandal korupsi di Partai Demokrat.
Secara politis Dahlan Iskan memiliki nilai jual yang tinggi. Elektabilitas Dahlan Iskan sebagai calon presiden sangat tinggi dibandingkan dengan banyak calon yang dianggap hebat. Perasaan masyarakat dan hawa sertai suasana politik masyarakat terhadap Dahlan Iskan sangat positif. Biarpun Dahlan Iskan tidak berpartai namun Dahlan Iskan bisa menjadi kuda hitam dalam pencalonan presiden RI di 2014. Lalu apa yang menarik dari Dahlan Iskan saat ini ketika dirinya dianggap satu dari beberapa tokoh yang memiliki moral yang baik sebagai pemimpin? Lalu kenapa DPR sangat sewot dengan Dahlan Iskan?
Dahlan Iskan dilihat oleh masyarakat sebagai tokoh yang bersih dari korupsi. Dahlan Iskan yang sebenarnya diplot untuk dijebak agar ‘melakukan korupsi di PLN’ ternyata justru selamat dan melakukan perombakan dan perbaikan di sana. Jelas rencana para mafia menjerumuskan Dahlan Iskan di sarang penyamun PLN gagal total.
Tidak kalah cerdik, para mafia koruptor semakin dalam menjerumuskan Dahlan Iskan ke lembaga yang lebih luas bernama BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang berjumlah 141 perusahaan. Namun lagi-lagi Dahlan Iskan tidak terjebak di dalamnya. Justru Dahlan Iskan mengeluarkan pernyataan agar para direksi BUMN menghindari dan menolak dijadikan ‘sapi perah’ oleh DPR.
Di tengah keterpurukan dan korupsi ini, SBY rupanya perlu pencitraan dan Dahlan Iskan pun didukung oleh SBY untuk tidak memberikan upeti kepada DPR. SBY sungguh tertolong dengan anggota kabinetnya bernama Dahlan Iskan. Sementara para pemimpin dan pentolan Partai Demokrat satu per satu rontok tersangkut kasus hukum. Nazaruddin, Angelina Sondakh, Hartati Murdaya, dan beberapa orang lain sedang menunggu diciduk KPK. Dahlan Iskan adalah oase nasionalisme dari bidang politik.
Di bidang olahraga, Bambang Pamungkas alias BP yang memiliki jiwa dan profesionalitas kuat sejak dulu merupakan salah satu ikon Timnas. Kehadiran BP menyentak baik KPSI maupun PSSI dalam kutub reaksi yang berbeda. Bagi KPSI merupakan pukulan telak. Namun bagi PSSI dan Timnas Indonesia, juga pelatih Nil Maizar, kehadiran BP dianggap sebagai symbol penyemangat bagi Timnas di tengah berbagai alasan dari beberapa pemain nasional yang berkiprah di ISL.
Bambang Pamungkas, BP, memang tidak lagi muda, 32 tahun, namun kehadiran di Timnas sungguh sangat membantu moral dan mental Timnas. Untuk itu, Pelatih Timnas Nil Maizar harus memanfaatkan pengalaman BP baik di latihan maupun dalam pertandingan karena para pemain akan tersemangati dengan kehadiran pemain yang berjiwa dan berkarakter disiplin dan baik ini. Kehadiran BP di Timnas menjadikan Timnas memiliki legitimasi lebih kuat dan memberikan gelora positif bagi para pemain nasioanal yang bergabung di Timnas untuk piala AFF, meskipun BP juga tahu Piala AFF tidak mendapatkan poin dan dinilai untuk ranking FIFA.
BP telah menempatkan kepentingan nama bangsa Indonesia dengan berani keluar dari aturan yang dibuat oleh KPSI dan klub. Di tengah banyaknya rasa ketakutan membela Merah Putih oleh para pemain ISL - karena merasa klub adalah sebagai penentu boleh dan tidaknya seorang pemain membela Indonesia seperti yang ditentukan oleh KPSI - BP dengan berani melawan aturan KPSI tersebut dan memilih bergabung dengan Timnas Indonesia.
Tindakan BP ini bukan suatu hal sederhana, karena BP memertaruhkan nilai kontrak dengan klub-nya Persija. Ada resiko kehilangan uang dan pendapatan. Namun BP ternyata lebih mementingkan nasionalisme dan kebangsaan daripada hanya sekedar periuk nasi. BP percaya yang menentukan rezeki Allah SWT - bukan KPSI dan klub. Maka kita sangat menghargai keputusan BP ini agar kita bisa melihat Timnas Indonesia Berjaya.
Di bidang politik kita memiliki Dahlan Iskan saat ini yang tengah ramai. Di bidang sepakbola kita memiliki Bambang Pamungkas. Selamat datang BP, selamat berjuang Dahlan Iskan. #RESPECT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar