Ada
lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib
masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah
ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr
Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi
Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang
khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah
disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah
helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang
beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena
mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat
banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi,
pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang
lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia
dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari
sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya.
Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang
bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika
sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi.
Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya
langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari
mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam
keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam
situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu
Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga)
mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di
perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya
mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali
mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa
suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar